DENPASAR Jurnalbali.com
Gubernur Bali I Wayan Koster kembali mengingatkan seluruh masyarakat Bali perihal virus Covid-19 yang masih ada pada masa pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia sejak setahun terakhir. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Bali untuk tidak lengah dan jangan pernah bosan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
—————————-
“Kita tidak boleh sombong (jumawa). Marilah terus menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga lingkungan masing-masing agar terhindar dari penularan Covid-19,” katanya dalam siaran pers yang diterima Gema Bali, Senin (26/4/2021).
Dirinya juga menghimbau warga agar dalam melaksanakan aktivitas di luar rumah benar-benar tertib dan disiplin mengikuti protokol kesehatan yang telah diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2021, berisi ajakan untuk menerapkan pola hidup sehat dan bebas Covid-19 dengan gerakan “6 M” yakni memakai masker standar dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi bepergian, serta dengan cara meningkatkan imunitas dan mentaati aturan yang berlaku.
“Kegiatan warga yang semakin meningkat seperti upacara adat, kegiatan seni, kegiatan sosial, aktivitas perekonomian, dan jenis kegiatan lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan mengakibatkan penularan Covid-19. Saya sangat memahami keinginan yang menjadi kebutuhan warga dan sekali tidak bermaksud melarang kegiatan tersebut,” jelasnya.
Penegasan ini, menurut Gubernur, perlu dipahami mengingat beberapa negara yang masyarakatnya kurang tertib dalam menerapkan protokol kesehatan, mengakibatkan terjadinya kasus baru Covid-19 dengan tingkat penularan yang sangat cepat. Juga, munculnya varian baru Covid-19 di India, Eropa, dan Jepang.
“Kita semua berharap pandemi Covid-19 di Bali dapat ditangani dengan baik sehingga munculnya kasus baru Covid-19 dapat dikendalikan. Juga, tingkat kesembuhan dapat ditingkatkan, serta mengurangi angka kematian,” pungkasnya.
Gubernur menambahkan, pencapaian yang baik ini hanya akan terwujud melalui kerja keras pemerintah daerah serta adanya kesadaran partisipatif dan dukungan kolektif seluruh komponen masyarakat. “Di Bali terdapat pepatah “Sagilik-Saguluk Salunglung Sabayantaka, Paras-Paros Sarpanaya, Saling Asah, Asih, Asuh”, yang bermakna hendaknya kita semua bersatu-padu, saling menghargai pendapat orang lain,saling mengingatkan, saling menyayangi, dan saling tolong-menolong antar komponen masyarakat,” tutur Gubernur asal desa Sembiran, Buleleng, Bali ini.
Bila penanganan Covid-19 semakin baik, maka Provinsi Bali akan lebih cepat menjadi zona hijau, aman dan nyaman, sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat luar daerah bahkan luar negeri. Hal ini akan mampu membantu pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali dengan lebih cepat.
“Pemerintah Provinsi Bali bersama pemerintah kabupaten/kota se-Bali terus berupaya meningkatkan kualitas penanganan Covid-19 yang diilakukan melalui langkah pencegahan dengan terus menerapkan protokol kesehatan, melakukan 3T (Tracing, Testing,Treatment), operasi yustisi, pelayanan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan, dan karantina bagi warga yang terinfeksi virus Covid-19, baik tanpa gejala, atau dengan gejala” jelasnya, (*/Bil)