BULELENG Jurnalbali.com–
Presiden Republik Indonesia Ke-5, Megawati Soekarnoputri memberi penghormatan terakhir kepada 53 Prajurit TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala 402 yang ditemukan tenggelam di perairan Bali utara pada, Minggu (25/4). Penghormatan tersebut diberikan tidak saja secara doa, namun Megawati secara langsung memberikan karangan bunga mawar merah putih yang didesainnya secara langsung dengan berisi moto “Untuk Indonesia Raya, Wira Ananta Rudhiro, Tabah Sampai Akhir” lengkap dengan memuat 53 nama prajurit TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala 402.
—————————–
Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, pada Kamis (Wraspati Kliwon, Wuku Langkir) tanggal 29 April 2021 di Dermaga Labuan Lalang, Sumberklampok, Buleleng.
Upacara Mapekelem dan Tabur Bunga yang bernuansa nasionalisme dan penuh dengan nilai kebhinekaaan ini dipuput secara langsung oleh Ida Pandita Dukuh Tri Budha Nata Giri Nandha serta Tokoh Umat Beragama dari FKUB Provinsi Bali, dan dihadiri oleh Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Bali, Lantamal V Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan dr. Nyoman Sutjidra, Bupati Jembrana, Nengah Tamba, Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar, dan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, serta perwakilan keluarga Alm. Kapten Laut I Gede Kartika, Bapak Wayan Darmanta.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan Upacara Mapakelem dan Tabur Bunga yang kita laksanakan bersama merupakan wujud kepedulian, rasa kasih dan cinta kita terhadap prajurit TNI sebagai sesama umat manusia, sebagai keluarga sebangsa dan setanah air seperti yang tersurat dalam Kitab Upanisad yang mengajarkan pemikiran Vasudewa Kutumbakam (kita adalah satu keluarga bumi), Tat Twam Asi (kita adalah bersaudara) yang merupakan aktualisasi nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan nilai-nilai keagamaan untuk mewujudkan kedamaian dan meningkatkan rasa kasih sayang kepada sesama makhluk hidup.
“Saking sayangnya, hormatnya, dan saking cinta kepada prajurit TNI AL, Beliau (Ibu Megawati Soekarnoputri, red) yang membuat desain karangan bunga yang besar ini dengan konsep Merah Putih, bahan dari bunga mawar lengkap dengan moto : Untuk Indonesia Raya, Wira Ananta Rudhiro, Tabah Sampai Akhir. Juga diisi dengan nama-nama 53 orang prajurit sebagai penghormatan kepada ke-53 prajurit yang gugur dan sebelah kanan karangan bunga ada Bendera Merah Putih setengah tiang yang sedang berkibar. Jadi, Ibu Megawati Soekarnoputri detil sekali memberikan arahan kepada Saya, agar betul-betul dilaksanakan dengan baik, itulah tanda rasa sayang, kecintaan dan penghormatan Beliau kepada 53 prajurit yang telah gugur,” cerita Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Lebih lanjut Gubernur Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menjelaskan dalam kehidupan beragama masyarakat Bali, sebagai implementasi dari ajaran Sad Kertih, Upacara Mapekelem mempunyai makna untuk memohon kehadapan Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi Dewa Baruna sebagai penjaga samudra, agar semoga kehidupan di laut kita yang berfungsi untuk kehidupan ini berjalan dengan baik.
Disisi lain, dengan adanya berbagai bencana khususnya bencana tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402, termasuk Gering Agung Covid-19 yang sampai saat ini masih melanda dunia, maka semakin menguatkan keyakinan kita bahwa alam semesta sebagai suatu kesatuan hukum (Satyam, Rtam, dan Dharma) dalam tatanan yang harmonis mesti dijaga kesuciannya dan keseimbangannya, karena manusia tidak dapat lepas dari hukum alam tersebut. (*/Bil)