Hujan dan Angin Kencang Rawan Makan Korban, Kalaksa BPBD Bali Ingatkan Ini

28/02/2023 03:25
Array
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menjelaskan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi selama Maret 2023 di wilayah Bali. (FOTO/Mas).
banner-single

DENPASAR,Jurnalbali.com – 

Hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Bali beberapa pekan terakhir, mengkhawatirkan masyarakat teutama warga Kota Denpasar. Sebab, angin kencang yang disertai hujan tidak menentu tersebut bisa membuat banyak pohon pelindung di jalan raya tumbang menimpa warga pengguna jalan.

————-

Sementara di wilayah-wilayah luar Denpasar dan Badung, kerawanan terjadi akibat ancaman longsor yang juga bisa saja memakan korban, seperti yang pernah terjadi sebelumnya di beberapa kabupaten rawan longsor seperti Bangli, Karangasem dan jalur menuju Kabupaten Buleleng.

Karena itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menghimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai angin kencang di Bulan Maret 2023.

Potensi ini dapat menimbulkan ancaman genangan di sejumlah ruas jalan, tanah longsor, banjir, hingga pohon tumbang. Hal ini disampaikannya dalam Press Conference Sebulan Data Kebencanaan Provinsi Bali di UPTD. Pengendalian Bencana Daerah, Senin (27/2/2023).

Ditambahkannya, hal ini dikuatkan dengan Data Bencana di Bali periode bulan Januari-Februari 2023, tercatat jenis bencana yang menonjol adalah tanah longsor (76 kejadian di Kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem), cuaca ekstrim yang mengakibatkan terjadinya 20 kejadian di Kabupaten Klungkung, Tabanan, Gianyar terutama yang merusak bangunan berupa rumah, kandang babi dan beberapa kejadian berupa tanah longsor.

Selain itu juga terjadi 6 bencana banjir di Kabupaten Jembrana, dan kebakaran pemukiman 16 kejadian di Kota Denpasar. Jenis kejadian tersebut didominasi bencana hidrometeorologi (bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan).

Oleh sebab itu, ancaman bencana hidrometeorologi perlu menjadi atensi bersama mengingat perkiraan hujan masih akan berlangsung hingga bulan depan (Maret 2023), sekalipun intensitas dan luasan dampaknya berkurang dibandingkan Februari 2023, namun seluruh masyarakat Bali diharapkan tetap waspada saat berada diluar rumah.

Baca Juga :   Natal dan Perjuangan Pembebasan

Himbauan kewaspadaan ini tentunya juga berdasarkan data Prakiraan Peluang Curah Hujan Dasarian II Maret 2023 oleh BMKG. “Cuaca ekstrim yang hingga saat ini masih terjadi, dan tidak dapat diduga kejadiannya kapan dan dimana, mengharuskan masyarakat tetap waspada utamanya ketika beraktivitas di luar ruangan serta tetap mengikuti informasi dari sumber informasi kebencanaan melalui media resmi dan dapat menghubungi telepon kedaruratan di masing-masing BPBD provinsi/ kabupaten dan kota. Warga juga bisa mengikuti informasi dengan sumber terpercaya di media sosial, media cetak, media daring, media elektronik untuk perkembangan cuacanya,” imbuh Kalaksa Made Rentin.

Mengenai data total kejadian di Bali, pada bulan Januari-Februari 2023 turun dibandingkan bulan yang sama di tahun 2022, yaitu dari 348 kejadian (tahun 2022) menjadi 242 kejadian (tahun 2023). Hanya saja ada peningkatan estimasi kerugian tercatat Rp 17.109.600.000 (di tahun 2023) dari Rp 6.803.460.000 (di tahun 2022). Kerugian didominasi dari jumlah bangunan yang rusak berat akibat bencana tanah longsor.

Kalaksa Made Rentin juga meminta agar membatasi pendakian di Gunung Agung (level normal) dan di Gunung Batur (level normal) saat cuaca ektrim.

“PVMBG memberikan peringatan agar membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) di Gunung Batur dan tidak bermalam di area kawah aktif. Selain itu untuk keselamatan bersama tidak seorang pendakipun yang mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun,” tegasnya.

“Untuk dukungan BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten/ Kota se-Bali, kami tetap siap siaga dengan sarana dan prasarana berupa Tim Reaksi Cepat (TRC) serta tim Pusdalops/Rupusdalop yang bertugas, WRS Newgen, sirine peringatan dini untuk tsunami, gunung api dan tanah longsor. Kami juga menyiapkan CCTV, radio komunikasi, kendaraan PB, pompa banjir, alat urban SAR, perahu karet, chainsaw, genset, alat penerangan, tenda dan kelengkapannya,” tegas Made Rentin.

Baca Juga :   Presiden Jokowi Perintahkan Cari 45 Orang Korban Hilang Bencana NTT

Pada kesempatan yang sama, Made Rentin menambahkan bahwa untuk bersama menjaga masyarakat Bali dari bencana sudah disiapkan pelayanan ambulans (BPBD Provinsi, BPBD kota Denpasar, BPBD kab. Jembrana), selain itu untuk menyiapkan antisipasi terhadap kesiapsiagaan tim respon cepat di lapangan, Kalaksa BPBD Provinsi Bali juga mengingatkan agar tidak lupa melakukan simulasi kebencanaan rutin tiap tanggal 26 setiap bulannya baik itu di tempat tinggal, di kantor serta di mana pun berada,” ungkapnya.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya juga memaparkan bahwa itu disampaikan juga terkait kondisi cuaca umum saat ini, cuaca secara umum berawan. Berpotensi hujan ringan-sedang di sebagian besar wilayah Bali.

Sedangkan tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.5 – 2 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1-3 meter, di Selat Bali berkisar antara 0.75-3.5 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0.75-3.5 meter

Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya daerah pertemuan angin di wilayah Bali dan sekitarnya yang memberi kontribusi terhadap pembentukan awan.

Suhu permukaan laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28- 30°C. Suhu permukaan laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) di wilayah Bali.

Massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter). Terdapat potensi labilitas kuat di wilayah Bali yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Ia meminta, masyarakat umum, Nelayan dan Pelaku Kegiatan Wisata Bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali. Sekaligus untuk tetap memperhatikan Informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca/iklim ekstrem.(*/W-49)

Baca Juga :   TVRI Bali Peringati 61 Tahun TVRI Menuju Lembaga Penyiaran Kelas Dunia

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya