PMI Bali Jadi Tuan Rumah SEA Meeting 2024, Perkuat Sinergi Hadapi Krisis Iklim

05/09/2024 06:59
Array
Ketua Bidang Informasi dan komunikasi  PMI Prov Bali, Vidi SM Simanjuntak (kiri) Sekretaris Jenderal PMI A.M. Fachir (tengah) Kabid Kesehatan Pengurus PMI Pusat, Dr. CSP Wekadigunawan (Kanan) saat menggelar Konferensi Pers, Selasa, 03/09/2024. (Foto/Orin)
banner-single

DENPASAR – Jurnalbali.com

Bali-Palang merah Indonesia (PMI) menjadi tuan rumah South-East Asia (SEA) Meeting Red Cross and Red Crescent 2024 yang berlangsung pada 2-7 September. Pertemuan tahunan ini mengangkat tema “Stronger Together For Climate Resilience and Recovery” atau “lebih kuat bersama untuk ketahanan dan pemulihan iklim”. Pertemuan ini diikuti oleh perhimpunan nasional palang merah dan bulan sabit merah dari 11 negara di asia tenggara, yaitu Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Timor Leste, Filipina, Vietnam, Thailand, Kamboja, Laos Myanmar, dan Indonesia.

———-

“Pertemuan ini menjadi momentum bagi gerakan internasional palang merah dan bulan sabit merah untuk memperkuat kolaborasi serta menghasilkan upaya-upaya kongkrit dalam menghadapi tantangan kemanusiaan terbesar saat ini, yaitu krisis iklim. Krisis ini telah menjadi persoalan global yang mendesak dan memengaruhi semua aspek kehidupan. Ini adalah bencana global yang memerlukan respons global, terutama dari kita, para pembawa misi dan mandat kemanusiaan” ujar sekretaris Jendral PMI A.M. Fachir, Selasa, 3/9/2024.

Selain itu, pertemuan ini juga akan membahas potensi krisis kesehatan yang mungkin terjadi, mengingat beberapa tahun dunia mengalami pandemi Cobid-19 yang telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan kerugian sosial serta ekonomi yang parah.

“Seperti yang kita ketahui, saat ini sejumlah negara tengah menghadapi merebaknya epidemi baru, yaitu penyakit Monkeypox atau Mpox. Sejumlah kasus juga telah terjadi di Indonesia dan Thailand. Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama karena badan kesehatan dunia (WHO) telah menyatakan MPOX sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global” tambahnya.

Mengantisipasi persoalan tersebut, pertemuan ini juga bagaimana memperkuat sinergi, jejaring, dan kerjasama antar lembaga, baik itu perhimpunan nasional, ASEAN, mitra gerakan internasional palang merah dan bulan sabit merah, pemerintah, sektor swasta, maupun pemangku kepentingan lainnya, untuk menghadapi tantangan kemanusiaan.

Baca Juga :   Jumlah Pasien Positif di Bali, Minggu 25 April di Bawah Angka 100

Poin penting lainnya yang akan dibahas adalah peran perhimpunan nasional dalam memberdayakan dan mendidik masyarakat, agar mereka tidak hanya siap dan tangguh dalam menghadapi potensi Krisis, tetapi juga mampu berkontribusi dalam pengurangan risiko, terutama melalui tindakan adaptasi lingkungan.

SouthEast Asia Red Cros and Red Crescent Meeting 2024 terbagi kedalam empat pertemuan; 1 SEA Youth Forum, yang dihadiri oleh perwakilan pemimpin muda dan relawan, (2) SEA First Aid Network,  yang dihadiri oleh para praktisi pertolongan pertama, (3) SEA National RCRC Societies-IFRC Engagement with ASEAN; dan (4) SEA leaders meeting, yang dihadiri oleh pemimpin perhimpunan nasional, Delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), serta Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Penulis||Orin||Editor||Restin

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya