DENPASAR – Jurnalbali.com
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menggelar Seminar Olahraga Disabilitas bertajuk “Ramah Disabilitas Adalah Tanggung Jawab Pemerintah dan Seluruh Lapisan Masyarakat” di Ballroom Hotel Infinity 8 Bali, pada Kamis, 19 Desember 2024.
————-
Seminar ini bertujuan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas serta memperkuat pesan bahwa kesetaraan hak dan kesempatan bagi mereka adalah tanggung jawab bersama.
Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kemenpora, Ibnu Hasan, menegaskan bahwa kesetaraan bagi penyandang disabilitas bukanlah pilihan, melainkan kewajiban.
“Kesetaraan itu adalah kewajiban, bukan pilihan. Ini adalah komitmen bersama untuk mewujudkan masyarakat yang lebih kuat dan lebih beradab. Tidak ada jarak antara penyandang disabilitas dan kita semua. Kita harus berupaya agar sekolah inklusi dapat terwujud dan membangun toleransi dengan hati” kata Ibnu Hasan
Ibnu Hasan berharap seminar ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong kerjasama antar berbagai pihak untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan ramah terhadap disabilitas.
Sementara itu, Norman Yulian, perwakilan dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), berharap agar kegiatan terkait disabilitas lebih sering diekspos untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa disabilitas bukanlah hal yang harus dikaitkan dengan dengan belas kasihan.
“Sebelum adanya UU No. 8 Tahun 2016, disabilitas sering dianggap sebagai bentuk charity. Namun, setelah Indonesia meratifikasi Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) di Paris, perubahan mulai terjadi. Kini, disabilitas dilihat sebagai hak yang setara,” ujar Norman.
Dalam kesempatan yang sama, Irul Trishima Atias, Analis Kebijakan Ahli Muda Deputi Penyandang Disabilitas, menekankan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam olahraga.
“Setiap penyandang disabilitas memiliki hak yang sama, baik dalam hal hak asasi maupun bonus yang mereka terima. Ramah disabilitas menjadi bagian dari program pemerintah, yang meliputi persiapan atlet mulai dari usia SMP melalui talent scouting. Atlet junior ini dibina dan disekolahkan, dan sudah ada yang berpartisipasi dalam ASEAN Para Games dan Paralimpiade,” ungkap Irul.
Seminar ini menjadi langkah penting untuk mendorong kerja sama antar semua pihak dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas, baik dari pemerintah, organisasi masyarakat, maupun sektor swasta. Dengan demikian, kesetaraan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas di bidang olahraga bukan lagi impian, tetapi kenyataan yang patut dirayakan.
Penulis||Orin||Editor||Restin