DENPASAR Jurnalbali.com–

Pabrik kata-kata dan cinderamata yang kesohor dari Bali yakni Joger Kuta yang merupakan tempat menjual oleh-oleh kini tetap berupaya mengurangi kerugian dari jumlah omzet penjualan setiap harinya.

————————-

Seperti yang diutarakan owner Joger, Joseph Theodorus Wulianadi memang omzet di bisnisnya itu masih drop. Namun usaha itu tetap dijalankan setiap harinya. “Kami hanya ingin memperbaiki omzet drop ini dengan cara bagaimana mengurangi kerugian itu karena dengan mengurangi kerugian itu merupakan keuntungan di masa pademi Covid-19 itu,” kata Joseph Theodorus Wulianadi, Minggu (04/07/2021).

Diakuinya, dalam kondisi pandemic ini memang tidak ada rumus apapun yang bisa dipakai untuk mengatasi kondisi pandemi. Disebutkannya, dulu bahkan omzet Joger drop sampai 100 persen. Produksi juga pernah berhenti sehingga yang masih ada tetap dijual tapi belakangan mulai Oktober tahun lalu mulai sedikit ada perkembangan.

“Artinya mulai Oktober tahun lalu kami sudah membuka utuk guide bahkan mencapai 51 guide dan sekarang berkembang menjadi 97 guide. Dulu kami juga sempat tutup mulai Maret sampai Oktober tahun lalu tapi tidak ada pemecatan karyawan,” terangnya.

Diakuinya, saat Joger tutup yang dilakukannya yakni melakukan renovasi gedung Joger termasuk membuat parkiran mobil dengan basement. “Kami tak mau berhenti bergerak. Setelah buka karyawan kami kembali masuk kerja. Kami tak mau memecat karyawan bahkan karyawan saya mau bekerja tapi siap tak dibayar karena punya tabungan, dan saya jawab tabungan saya lebih banyak. Artinya kerja tetap jalan,” tambah Joseph Theodorus Wulianadi.

Selain itu dirinya tidak berhak memecat karena yang menentukan hal itu ada Dewan Kebijaksanaan Keluarga (DKK).  “Intinya sekarang saya ikutin saja apa yang mejadi aturan pemerintah,” pungkas Joseph Theodorus Wulianadi. (*/Arp)