DENPASAR – Jurnalbali.com
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Denpasar mencatat tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 mencapai 59,5 persen. Meski angka ini naik 4 persen dibandingkan Pilkada 2020, partisipasi pemilih di Denpasar tetap menjadi yang terendah di Bali.
————
Hal tersebut disampaikan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Denpasar, Randy Gusas, di warung dapur alam, pada, jumaat 06/12/2024.
Menurut Randy, tantangan utama dalam meningkatkan partisipasi pemilih adalah besarnya jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
“Dengan DPT sebanyak 507.561, terbesar kedua setelah Buleleng, distribusi dan sosialisasi menjadi tantangan besar. Ditambah lagi, hampir 50 persen warga Denpasar merupakan pendatang dari kabupaten lain maupun luar provinsi,” ungkap Randy.
Selain itu, keterlambatan distribusi formulir C-Pemberitahuan turut menjadi kendala.
“Anggota KPPS kami mengalami kesulitan dalam distribusi formulir karena banyak warga yang sudah pindah domisili atau tidak dikenal. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kami,” ujarnya.
Randy juga menyoroti faktor ideologis dan ekonomis yang memengaruhi tingkat partisipasi pemilih.
“Secara ideologis, banyak masyarakat merasa pasangan calon yang diusung tidak sesuai dengan harapan mereka. Hal ini membuat mereka enggan untuk memberikan suara,” jelas Randy.
Sementara itu, faktor ekonomis juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam berpartisipasi.
“Beberapa warga mempertanyakan manfaat langsung dari pemilu bagi kehidupan mereka. Mereka merasa, ‘apa untungnya untuk kami? Setelah pemilu, nasib kami tetap sama,’” tambahnya.
Ketika disinggung tentang alasan-alasan lainnya, seperti jarak hasil perolehan suara yang terlalu jauh, Randy memilih tidak berkomentar. Namun, ia menegaskan bahwa setiap calon yang diusung partai politik adalah kader terbaik.
“Kami percaya bahwa setiap partai pengusung telah mencalonkan individu terbaik,” pungkasnya.
Penulis||Orin||Editor||Restin