DENPASAR Jurnal Bali.com
Ajang tahunan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2021 yang biasanya diisi dengan pameran berbagai kerajinan masyarakat, bakal dilaksanakan secara hybrid yaitu online dan offline. Ini dilakukan, mengingat pandemi Covid-19 masih melanda. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, I Wayan Jarta saat mengikuti Focus Group Discussion Penentuan, Kriteria dan Informasi Produk PKB dengan tema ‘Purna Jiwa: Prananing Wana Kerthi’ bertempat di Ruang Rapat Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Denpasar, Senin (5/3).
———————-
Meski dilakukan secara online dan offline, Jarta tetap meyakini bahwa pelaksanaan pameran di ajan PKB 2021 yang biasanya digelar selama bulan Juni, akan lebih menarik. Ini juga sesuai arahan dan harapan Ketua Dekranasda Bali Nyonya Putri Suastini Koster, yang intinya ingin menampilkan pameran yang berkualitas dan lebih menonjolkan sisi keseniannya.
Adapun beberapa kategori peserta pameran PKB kali ini seperti yang dijabarkannya meliputi produk kerajinan kain tenun lembaran, perhiasan emas dan perak, tedung, bambu dan anyaman, logam, mebel, tas, sandal, dompet atau sejenisnya serta produk seperti dupa, fashion, usada dan produk spa serta pangan olahan.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mengikuti pameran di ajang PKB 2021, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi setiap peserta. Antara lain memiliki QRIS Bank BPD Bali, peserta mampu memasarkan produknya secara online dengan menggunakan aplikasi balimall.id, serta wajib menggunakan paper bag yang ramah lingkungan.
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali, Ny Putri Suastini Koster menegaskan, pada hakikatnya pameran pada perhelatan PKB selain untuk melestarikan budaya, juga bertujuan untuk mewadahi kreativitas dan inovasi perajin serta menjembatani perajin dengan masyarakat.
“Ini juga ujungnya adalah kesejahteraan perajin. Jadi kami minta turuti pakem yang ada, jika diharuskan menampilkan produk berkualitas ayo ikuti. Silahkan berinovasi dalam model, namun tanpa meninggalkan nilai filosofi dan menurunkan kualitas karya kita,” tegasnya sembari menekankan apapun tema PKB, namun karya seni harus tetap dalam koridor.
Selanjutnya dikatakan, pihaknya akan terus mengevaluasi pelaksanaan pameran dalam PKB, sehingga kesalahan-kesalahan atau apapun yang keluar dari koridor yang berlaku bisa segera dibenahi. “Ini juga demi kebaikan kita bersama, sehingga kita harus bergerak, pemerintah melalui Gubernur Bali Wayan Koster sudah mengeluarkan peraturan, tugas kita mengimplementasikan dengan tepat. Karena bagaimanapun ini bertujuan demi kualitas kesenian dan warisan budaya kita,” tandasnya. (*/Sin)