LABUAN BAJO Jurnal Bali.com
Justice, Peace, Integrity Of Creation (JPIC) SVD Ruteng tetap ngotot dan konsisten menolak rencana pembangunan Goetermal di Wae Sano, Nunang, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat, Flores -NTT. Dikonfirmasi pada, Selasa, 06 April 2021, Ketua Divisi Advokasi JPIC SVD, Hery Manto menegaskan bahwa sejak tahun 2019 lalu semenjak Tokoh dan perwakilan masyarakat kampung Nunang datang ke kantor JPIC SVD di Ruteng untuk menyampaikan pengaduan.
—————————-
Tokoh masyarakat kampong Nunang saat itu juga memohon pendampingan untuk menolak pembangunan Goetermal di Wae Sano, Nunang, JPIC tetap konsisten menolak rencana eksplorasi dan eksploitasi panas bumi Wae Sano. Menurutnya, sejak JPIC SVD menerima pengaduan masyarakat tersebut pihaknya langsung melakukan studi kasus latar belakang Kehadiran proyek Goetermal dan penolakan masyarakat Nunang.
“Pada prinsipnya kita (JPIC SVD) melihat Goetermal sebagai Energi Baru Terbarukan sebagai sumber kekayaan alam baru di Manggarai Barat itu sah sah sajakan kalau dieksplorasi dan eksploitasi,” ujarnya. Namun, lanjut Hery, fakta lapangan bahwa eksplorasi dan eksploitasi panas bumi di Nunang itu masuk di dalam ruang kehidupan masyarakat Nunang.
Ia menjelaskan bahwa JPIC SVD sudah seringkali melakukan koordinasi dan perundingan dengan pihak perusahan agar aktivitas eksplorasi dan eksploitasi panas bumi Wae Sano di Nunang itu bisa bergeser hingga ratusan kilo meter dari pemukiman warga. “Jadi titik ini sangat dekat dengan permukiman warga. Paling jauh itu 100 meter dari permukiman warga. Jadi awalnya itu mereka (pihak perusahan) patok hanyak (jarak) 30 meter dari rumah warga rumah suku di Nunang. Namun begitu diprotes mereka hanya pindah sejauh 80 meter dari rumah warga karena mereka bilang pusat panas bumi tidak bisa dipindahkan lagi,” ujarnya.
Dari beberapa fakta ini sebagai dasar kajian dan studi kasus oleh JPIC dan masyarakat, maka diambil kesimpulan bahwa pembangunan goetermal untuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi tidak bisa dilanjutkan. Karena dampaknya nanti, masyarakat harus pindah dari kampumg mereka karena kondisi lingkungan yang sangat dekat dengan aktivitas eksplorasi dan eksploitasi panas bumi.
“Jadi sikap kita di JPIC bersama masyarakat kita harua menolak pembangunan goetermal. Dan kita JPIC sebagai mediator bukan negosiator. Kita bersama masyarakat menyuarakan penolakan tersebut keberbagai lembaga, instansi, dan stakeholder terkait. Jadi selama masyarakat menolak kita juga mendukung mereka dengan berbagai cara dan pendekatan,” ujarnya. (*/Rio)