KEHATI Award 2024 Wujud Apresiasi Bagi Para Penyelamat Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan Hidup Indonesia

04/12/2024 08:12
Array
banner-single

JAKARTA – Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
(KEHATI) resmi mengumumkan para peraih KEHATI Award 2024, penghargaan tertinggi
dalam bidang lingkungan di Indonesia, yang terdiri dari lima kategori berbeda
yakni Forestry, Marine, Agriculture, Climate Change, dan Waste and Pollution.

Penghargaan
tersebut diumumkan dalam Malam Penghargaan KEHATI Award 2024 yang
diselenggarakan secara offline dan
daring di Gedung Kesenian Jakarta, pada Selasa 3 Desember 2024.

Apresiasi
ini diikuti oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM), akademisi-masyarakat ilmiah, masyarakat adat, jurnalis,
generasi muda, pekerja seni-seniman, budayawan-agamawan, dan championlocal leader.

Berdasarkan
tahapan seleksi sejak 1 Agustus hingga penilaian terakhir di Oktober, dewan
juri menetapkan para peraih penghargaan, yakni Kelompok Pelestari Hutan
Pesanguan, Lampung (Kategori Forestry), Natural Aceh, Banda Aceh (Kategori
Marine), Gestianus Sino, Kupang (Kategori Agriculture), Komunitas Banyu Bening,
Sleman (Kategori Climate Change), dan Yogi Tujuliarto, Jakarta (Kategori Waste
and Pollution).

Direktur
Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan penghargaan tertinggi di
bidang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di tanah air ini digelar
untuk mengapresiasi upaya yang dilakukan para individu dan kelompok yang telah
melakukan penyelamatan dan berusaha keras mengurangi kerusakan alam.

“Penghargaan
yang diberikan sejak tahun 2000 ini adalah bentuk apresiasi terhadap upaya luar
biasa dari perseorangan dan lembaga yang peduli terhadap lestarinya
keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia,” kata Riki di Jakarta,
Selasa (3/12/2024).

Riki
menjelaskan ada tiga tujuan penyelenggaraan award
ini yakni mendorong upaya serta inovasi di bidang pelestarian dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati, memacu semangat dan motivasi masyarakat dalam
pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, dan memberikan inspirasi dan
pembelajaran dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di
tingkat tapak.

Baca Juga :   Bitcoin Meroket 129% di 2024: Akankah Sentuh Rp1,59 Miliar di Desember?

Indonesia
merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan
masuk salah satu dari 17 ‘Negara Megadiversitas’ dunia yang secara total
memiliki 70% keanekaragaman hayati dunia. World Economic Forum (WEF) mencatat, keanekaragaman hayati di
Indonesia tertinggi nomor dua di dunia setelah Brazil.

Riki
menjelaskan bahwa upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini
menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan tata guna lahan dan laut,
kurangnya pemanfaatan yang berkelanjutan, pencemaran lingkungan, dan perubahan
iklim.

Padahal,
keanekaragaman hayati berperan penting menciptakan keseimbangan ekosistem,
melestarikan ragam budaya, mendukung pertumbuhan ekonomi, sumber penghidupan
masyarakat adat, serta menyediakan jasa lingkungan yang dapat dinikmati
masyarakat luas.

Tantangan 2045

Oleh
sebab itu, dengan tantangan ini, KEHATI mendorong solusi berbasis alam melalui
pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkeadilan. Salah satu
arahan strategis adalah mendorong upaya pelestarian dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan inovatif, guna menjawab masalah triple planetary crisis, menguatkan
kapasitas masyarakat, serta membuka akses dan pembagian manfaat keanekaragaman
hayati yang adil dan inklusif.

Apalagi
di tahun 2045, Indonesia diperkirakan menjadi negara industri dan menjadi
kekuatan ekonomi keempat di dunia. Karena itu, Indonesia harus mengakar pada
kekayaan sumber daya keanekaragaman hayati dan keragaman kebudayaan.

“Keanekaragaman
hayati tak terbatas pada upaya konservasi, tapi bisa menjelma menjadi
sumber-sumber inspirasi, pengetahuan, paradigma berpikir. Secara strategis,
kami di KEHATI, berperan mengangkat inspirasi, inisiatif serta pengetahuan yang
ada di masyarakat untuk menjadi pembelajaran, perbaikan kebijakan, dan
pengakuan atas upaya masyarakat sipil,” kata Riki.

Terkait
dengan penilaian penghargaan ini, Amanda Katili Niode Ketua Dewan Juri KEHATI
Award 2024 mengatakan beberapa kriteria yang menjadi penilaian ialah besarnya
manfaat dan dampak positif terhadap keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup,
serta dampak positif kepada masyarakat, baik di sekitar lokasi maupun
masyarakat umum.

Baca Juga :   Ironis, Lumbung Beras Lembor Harus Terima Sumbangan Beras

Kriteria
lain yakni keberlanjutan kegiatan, apakah hanya sesaat atau jangka panjang,
serta besarnya upaya dan pengorbanan yang dicurahkan di luar tugas dan
kewajiban seseorang atau kelompok/organisasi.

Kriteria
berikutnya yakni keterlibatan pihak-pihak lain dalam usaha yang dilakukan demi
menunjang kesinambungan kegiatan dan mempertinggi nilai manfaat dan
orisinalitas dan inovasi kegiatan/usaha.

“Ajang
ini memberikan kesadaran dan inspirasi bagi kita atas upaya pelestarian dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tak kenal lelah, bahkan tanpa diketahui
banyak orang,” katanya.

“Mereka
berjuang dengan cara dan kapasitas masing-masing. Ada yang berhasil membangun
pertanian organik dengan lahan terbatas, merehabilitasi lahan yang dirambah,
menjalankan sustainable financing,
ada juga yang konsisten membentuk community
groups
, serta berhasil menghasilkan gerakan yang bukan hanya di satu
daerah, tapi nasional, bahkan sampai ke Papua, Bali, Ternate, Kalimantan,” kata
Amanda.

Para
peraih penghargaan akan mendapatkan trofi tetap KEHATI Award 2024, hadiah uang
Rp25.000.000, dan kesempatan mendapatkan dana hibah melalui pengajuan proposal.

Selain
KEHATI Award, KEHATI juga rutin memberikan penghargaan lain yakni ESG Award by
KEHATI yang merupakan pengembangan dan pembaharuan secara signifikan dari
konsep SRI-KEHATI Award yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Tiga fokus utama
penghargaan ESG ini yakni capital market,
impact investment,
dan debt and
project financing
.

**

Daftar Peraih Penghargaan KEHATI Award
2024

Kategori Forestry

Kelompok
Pelestari Hutan Pesanguan

Judul program: Giat Konservasi Lokal Untuk Lestarikan Alam Bukit Barisan Selatan

Lokasi: Tanggamus, Lampung

Kategori Marine

Natural
Aceh

Judul program: Budidaya Tiram Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di
Alue Naga Pasca-Tsunami

Lokasi: Desa Alue Naga, Banda Aceh

Kategori Agriculture

Gestianus Sino

Judul program: Pertanian Organik Terintegrasi di Lahan Gersang Kupang: Menuju
Kemandirian Pangan dan Kelestarian Lingkungan

Baca Juga :   Smart Lock untuk Pintu Kaca: Keamanan Canggih yang Praktis

Lokasi: Kupang, Nusa Tenggara Timur

Kategori Climate Change

Komunitas Banyu Bening

Judul program: Pengelolaan dan Pemanfaatan air Hujan sebagai Sumber Air Bersih (Air
Minum) Saat Ini dan Kedepan

Lokasi: Sleman, D.I Yogyakarta

Kategori Waste and Pollution

Yogi Tujuliarto

Judul program:  Karya
Liputan Jurnalistik (News & Dokumenter) IN-DEPTH Reporting tentang Waste
& Pollution untuk Membangun Kesadaran Masyarakat dan Mendorong Solusi dari
Pemangku Kebijakan

Tema Utama:  Belenggu
Sampah Impor di Indonesia dan Asia Tenggara (Negara Berkembang)

Lokasi: Senen, DKI Jakarta

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Rekomendasi Anda

banner-single-post2

Terkini Lainnya