DENPASAR Jurnalbali.com
Upaya Gubernur Bali, Wayan Koster dan istrinya Ny Putri Suastini Koster dalam meneladani rakyat Bali untuk tetap survive selama masa pandemic covid-19 layak diacungi jempol. Betapa tidak, dua pemimpin Bali ini telah berkali-kali membuktikan keteladanan membangkitkan semangat rakyat Bali agar tetap bertahan dalam hantaman badai pandemi covid-19. Koster ‘berjualan’ arak dan Ny Koster ‘berjualan’ endek.
Untuk kesekian kalinya, Ny Putri Suastini Koster yang juga Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, mempromosikan kain endek, yang tak lain adalah kain khas Bali yang diproduksi berbagai UMKM di Bali. Tidak saja untuk konsumsi lokal, kain endek bahkan sudah menembus pasar manca Negara, sebuah karya nyata membesarkan UMKM Bali terutama pada masa pandemi covid-19.
Senin 12 Juli 2021, Ny Putri Koster tampil menjadi narasumber pada Dialog Indonesia Bicara di TVRI Nasional yang mengusung tema ‘Selamatkan Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi’. Ia tampil bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang mengikuti dialog tersebut secara virtual dari Jakarta.
Dalam uraian singkatnya, Ny. Putri Koster menjelaskan sejumlah strategi dan upaya yang dilakukan untuk tetap menjaga nyala semangat pelaku IKM dan UMKM di tengah pandemi.
Dekranasda Bali, ujar Putri Koster, melakukan hal-hal kecil yang ternyata membuahkan hasil cukup menggembirakan dan membuat pelaku IKM dan UMKM bisa kembali tersenyum.
Salah satu gebrakan Dekranasda Bali yang cukup menyita perhatian adalah pameran IKM Bali Bangkit yang dilaksanakan secara estafet di Taman Budaya Provinsi Bali sejak bulan Desember 2020. Kendati tak banyak pengunjung yang hadir secara langsung, pameran mencatat omzet penjualan cukup tinggi karena pihaknya menggandeng platform digital lokal yaitu Balimall.id. “Kami punya tagline cintai produk dalam negeri, gunakan produksi daerah sendiri,” ujarnya.
Menurut Putri Koster, tagline itu bukan bermaksud mengedepankan fanatisme kedaerahan yang sempit, namun semangatnya adalah bagaimana produk kerajinan khas daerah lebih dihargai dan dicintai masyarakat setempat.
Pemprov Bali-pun melegalkan upaya tersebut dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali. salah satu hasil nyata adalah dipilihnya kain endek Bali untuk bahan busana Christian Dior Paris, yang menjadi pemantik semangat pelaku IKM/UMKM di tengah kelesuan.
Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster terus berupaya keras agar salah satu minuman beralkohol produksi lokal Bali, Arak Bali, dapat menjadi salah satu komoditi produktif di Bali. Mengingat cukup banyak masyarakat Bali yang memproduksi minuman arak dalam industri rumah tangga.
Cara unik ditempuh Gubernur Wayan Koster dalam memasarkan arak Bali. Antara lain menyuguhkan arak Bali saat menjamu tamu Duta Besar beberapa Negara sahabat yang berkunjung ke kediaman Gubernur Bali di Jaya Sabha Denpasar.
Hal terbaru yang dilakukan Wayan Koster adalah saat ia menyemangati Satgas Gotong Royong Desa Adat dan Relawan Desa dan Kelurahan, yang terungkap saat Koster melakukan pertemuan daring dengan bendesa adat, perbekel, dan lurah se-Bali, Minggu (11/7).
Dalam pertemuan itu, dia memberikan semangat kepada para bendesa adat, perbekel, dan lurah dalam melaksanakan pengendalian masyarakat serangkaian dengan PPKM Darurat, sebagai respons atas melonjaknya kasus Covid-19 di Bali akhir-akhir ini. “Terus semangat, tidak boleh kendor, tidak boleh sontoloyo, tidak boleh malas-malasan, harus rajin, semangat, tekun,” kata Koster didampingi sejumlah pejabat Pemprov Bali.
Ia pun menganjurkan, bila ada para pimpinan di desa adat, desa, atau kelurahan yang kurang semangat, atau lemas, dia menganjurkan untuk minum arak.
“Kalau kurang semangat, lemas, langsung minum kopi tanpa gula pakai arak, supaya jadi semangat seperti saya. Kalau mau pakai tuak, boleh juga. Silakan sesuai selera masing-masing,” kelakar Koster sembari tersenyu. (*/Bil)