ENDE, Jurnalbali.com
Stefanus Gandi selaku Direktur SG Institute memberikan pencerahan kepada Mahasiswa/ i Sekolah Tinggi Pastoral ( STIPER) Atma Reksa Ende dalam hal berbisnis berbasis digital. Hal itu disampaikan pada saat kegiatan Seminar yang bertajuk Literasi Jurnalistik dan Kewirausahaan di Era Digital dengan, Sabtu ( 22/01/2022).
—————–
Menurut Stefan lompatan perkembangan teknologi di era digital ini membuat kita harus berpikir besar dan mampu bersaing serta mampu beradaptasi.
“Setelah berapa kali saya membawakan materi seminar tentang perkembangan bisnis di era digital ini bahwa jadi orang besar harus bermimpi besar tetapi bukan halusinasi misalnya saya ingin menjadi orang besar tapi kalau kesehariannya kita tidak ada usaha atau kerja pemakai itu yang dinamakan halusinasi”, ungkap Stefan saat memberikan materi Seminar di STIPAR Ende, Sabtu ( 22/01/2022 ).
Menjadi orang sukses, lanjut Stefan harus tetap melalui proses dan harus mampu membagi waktu.
“Artinya kita harus bisa mengcopy cara-cara orang yang sudah sukses dan tetap mengikuti proses dan kuncinya itu jangan pernah mendengar omongan orang yang membuat kita down, dan menjadi orang sukses itu harus mampu membagi waktu misalnya sediakan waktu untuk bercanda dengan teman-teman, sediakan waktu untuk menimbah ilmu dan juga berdiskusi dengan pengusaha yang sudah sukses”, lanjutnya.
Ia juga mengatakan berwirausaha di ditengah perkembangan teknologi begitu mudah dengan menggunakan aplikasi atau platform digital.
“Kewirausahaan di era digital ini begitu mudah dan saya pikir bahwa adik-adik Disini ini sudah memiliki handphone dan mesin penghasil uang terbanyak itu adalah dari handphone kalau orang-orang kota sekarang ini lebih tertarik berbisnis menggunakan handphone contoh aplikasi Facebook yaitu platform online yang diunduh secara gratis dan dalam aplikasi Facebook ada tools e-commerce Inya dan disitu kita akan membangun usaha kita dan kita yakin bawa dengan menggunakan platform tersebut akan dapat menghasilkan uang banyak”, ungkap Stefan.
Sementara itu, Ketua STIPAR Atma Reksa Ende RD. Frederikus Dhedhu, Lic dalam sambutannya mengatakan era digital membawa perubahan yang luar biasa di seluruh belahan dunia.
“Dunia digital dengan seluk beluknya menjadi tantangan pastoral tersendiri bagi karya pewarta Gereja. Era digital membawa perubahan luar biasa di berbagai bidang di seluruh belahan dunia dan sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah menggunakan internet”, ungkap Pastor Frederikus.
Menurut Pastor Frederikus, teknologi digital sebenarnya membawa perubahan dahsyat dalam hal konektifitas, identitas, divergensi, identitas, pengetahuan, dan bisnis/ perdagangan.
“Peranan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi telah menempatkan pada posisi yang amat strategis karena menghadirkan suatu dunia tanpa batas, jarak , ruang, dan waktu, yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan efisiensi”, ungkapnya.
Pastor Fredirikus juga mengucapkan terima kasih terhadap pemateri yang hadir dalam kegiatan tersebut, ia juga berharap dengan diadakannya kegiatan tersebut bisa memberikan wawasan bagaimana ruang-ruang digital tersebut digunakan secara tepat dan membantu dalam mengembangkan karya-karya positif di tengah masyarakat.
“Kehadiran para narasumber pada hari ini memberikan kita wawasan bagaimana ruang-ruang digital tersebut digunakan secara tepat dan membantu kita dalam mengembangkan karya-karya positif di tengah masyarakat. Karena itu saya berharap seminar hari ini membuka wawasan kita akan peluang-peluang di dunia digital dan menjadikan kita memiliki etika dalam menggunakannya. Salah satu keutamaan sebagai orang yang beretika adalah memiliki kebijaksanaan. Bijaksana dalam memilih berita dan informasi yang benar; bijaksana juga dalam mengirimkan dan mengunduh hal-hal yang bermanfaat”, pungkasnya. (*/Roby)