JAYAPURA Jurnalbali.com –
Perjuangan pemanjat tebing putri PON Bali Desak Made Rita Kusuma Dewi memang sangat ekstra keras dan cukup mahal dalam meraih medali emas di nomor Speed World Record (WR) putri dengan catatan waktu 7,01 detik, saat dirinya berlaga di venue di Sport Climbing Center, Mimika pada Jumat (01/10/2021). Desak Made Rita meraih emas usai di final menyisihkan rivalnya Salsabila dari Banten.
—————————
Pemanjat tebing berusia 20 tahun asal Buleleng ini bisa dinilai mahal perjuangannya karena banyak hal yang dilewati dengan berbulan-bulan menghuni pelatnas, berlaga di Swiss sampai harus menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) di Swiss.
Tak hanya itu, bahkan Desak Made Rita setelah tiba di Bali untuk bergabung dengan tim panjat tebing PON Bali hanya sekitar sehari saja bertemu keluarganya di Buleleng untuk melepas rindu sekaligus meminta doa restu.
Tapi perjuangan mahal itu akhirnya membuahkan hasil prestasi emas dan membuat Desak Made Rita bisa tersenyum bangga dan puas.
“Lengkap rasanya bisa meraih medali emas. Bukan main ini PON pertama saya dan emas pertama saya kiprah di PON serta emas pertama untuk tim panjat tebing PON Bali. Rasa senang, bangga dan terhari menjadi satu. Terima kasih untuk semuanya yang telah mendukung saya termasuk Pengprov FPTI Bali,” tutur Desak Made Rita usai berlaga.
“Saya balik ke Bali tanggal 19 September, dua hari kemudian langsung ke Papua. Jadi hanya sempat berlatih sebentar dengan teman-teman di Pelatda. Saat final saya memang sempat grogi karena saya juga harus melawan senior saya yang merupakan juara dunia dari Jawa Tengah yakni Aries Susanti Rahayu.
Hanya saja memang saat final Desak Made Rita catatan waktu yang ditorehkannya yakni 7,01 detik atau n catatan waktu menurun dari catatan terbaiknya dalam latihan yakni 6,89 detik.
“Saya hanya sempat berpikir bisa lolos ke final saja sudah bersyukur, namun ternyata bisa meraih medali emas sama Tuhan,” pungkasnya. (*/Asa)