LABUAN BAJO,Jurnalbali.com –
Tidak adanya pengawasan pemerintah terhadap penetapan tarif angkutan wisatawan khususnya mobil-mobil travel di Labuan Bajo membuat para pengusaha mobil travel di kota pariwisata super priorias tersebut memasang tariff sesuka hati. Pemakaian mobil jenis Avanza atau Inova dalam dua belas jam dipasang paling murah 800 ribu rupiah.
———-
Tarif 800 ribu rupiah tersebut juga masih harus disesuaikan dengan daerah tujuan selama pemakaian 12 jam. Jika dipakai sampai ke Ruteng (Ibu Kota Kabupaten Manggarai), dengan obyek wisata Wae Rebo, sawah Laba-laba dan Ruteng, tarifnya 800 ribu rupiah, namun jika sampai ke Borong atau Bajawa, bisa 1,5 juta untuk waktu pemakaian 12 jam.
Celakanya, jika pemakaian lebih dari 1 jam saja, langsung dihitung penyewaan dua kali lipat, padahal kondisi wilayah di manggarai dan Flores umumnya jika menggunakan kendaraan mobil, susah diprediksi akan memakan waktu berapa jam.
Salah seorang wisatawan domestic asal Jakarta, Ali Arfan yang berlibur ke Labuan Bajo, pada Sabtu 1 Juli 2023 mengeluhkan mahalnya biaya sewa mobil di Labuan Bajo. Menurut dia, jika dibandingkan dengan kota-kota pariwisata lainnya di Indonesia seperti di Bali misalnya, sewa mobil Avanza maksimal 300 ribu rupiah. Itupun dipakai lepas kunci selama 24 jam.
‘Jujur ini sangat berat. Mungkin perlu Pemerintah Manggarai Barat mengatur tariff ini, agar tidak ditentukan sesuka hati oleh para pengusaha persewaan mobil. Atau mungkin di Manggarai Barat segera ada Organda agar tariff bisa diatur dengan regulasi tertentu,’ ujarnya.
Menurut dia, akibat terlalu tingginya tarif seperti itu maka wisatawan tidak bisa mengakses pusat-pusat kerajinan masyarakat dan tidak bisa mengakses keunikan-keunikan Maggarai di beberapa desa tertentu yang konon juga menarik bagi pariwisata.
‘Misalnya ada wisatawan yang ingin datang ke daerah pusat produksi gula merah ingin melihat bagaimana masyarakat di sana memproduksi gula merah yang mayoritas ada di wilayah Kecamatan Kuwus, jadi sulit karena untuk ke daerah itu sewa mobilnya bisa 1,5 juta rupiah untuk waktu sewa 12 jam saja. Atau masyarakat ingin ke Todo atau Lambaleda tempat masyarakat menenun kain sarung songke Manggarai, tidak bisa juga karena tarifnya bisa 2 juta dalam 12 jam. Padahal kalau ada wisatawan mau berkunjung ke pusat-pusat produksi kerajinan atau hal unik lainnya di wilayah Manggarai kan sangat menguntungkan masyarakat setempat. Jadi kedatangan wisatawan jangan dibuat seolah-olah hanya melihat obyek wisata yang sudah terkenal dan uangnya hanya mengalir kepada par pengusaha sewa mobil,’ ujarnya.
Ia menyarankan, aplikasi persewaan angkutan mobil seperti Grab atau sejenisnya harus segera masuk wilayah Labuan Bajo agar harga sewa mobil bisa disesuaikan secara alami. (*Bil)