LABUAN BAJO, Jurnalbali.com –
Meski telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi pada 23 Desember 2022 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah Komodo (RSUD Komodo) di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores – NTT bagian gedung Wing Internasional hingga saat ini belum bisa digunakan untuk pelayanan pasien. Pihak RSUD Komodo masih menggunakan gedung lama dengan segala keterbatasan untuk melayani pasien yang berkunjung.
———–
Direktur RSUD Komodo, Melinda Gampar saat dikonfirmasi jurnalbali.com pada Selasa 05 September 2023 menjelaskan bahwa RSUD Komodo gedung Wing Internasional belum bisa digunakan lantaran masih adanya projek pengerjaan beberapa ruangan seperti Poly rawat jalan dan ruangan lain yang sementara sedang dikerjakan. Itulah alasannya kenapa gedung baru itu belum bisa difungsikan meski sudah diresmikan.
Ia menjelaskan bahwa pertimbangan kenapa pasien belum bisa dilayani di gedung baru itu karena masih ada debu dan suara bising yang bisa mengganggu kenyamanan dan keselamatan pasien dan pengunjung RS akibat proyek yang masih berjalan.
Melinda menambahkan bahwa proyek pengerjaan RS Komodo gedung Wing Internasional dilakukan secara pertahap. Dimana tahap pertama dengan penganggaran 106 miliar yang bersumber dari dana DAK dan tahap kedua yang sedang dikerjakan dengan anggaran 51 miliar.
‘Untuk proyek pengerjaan tahap kedua ini masa pengerjaanya sampai 05 November 2023. “Paling lambat ya Januari (2024) kita sudah berjalan (menggunakan gedung baru),” ujarnya.
Akibat belum difungsikannya gedung yang baru dibangun itu, warga keluhkan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Komodo (RSUD Komodo) karena masih menggunakan gedung lama dengan segala keterbatasan fasilitas. Mulai dari rungan tunggu, fasilitas kesehatan, hingga lahan parkir yang penuh dengan debu pekat.
Salah satu keluarga pasien, mengaku sudah beberapa hari dirinya berada di RS untuk menjaga keluarganya yang sedang dirawat. Tiap hari ia duduk di parkiran dan menghirup debu pekat yang berterbangan.
“Saya sudah beberapa hari di sini hirup debu terus. Mau duduk di kursi yang telah disediakan juga sama saja pak kita tetap hirup debu. Inikan ruang terbuka. Keluar masuk kendaran itu pasti debu. Mata juga tiap hari kena debu. Gedung disebelah (gedung Wing Internasional) ini belum fungsi juga padahal udah diresmikan. Kita mau tidur juga susah sekali pak,” ujarnya.
Senada dengan Stiwen, Dominikus yang menghantar ayahnya juga mengeluh hal yang sama. Menurut Dominikus, dirinya bisa saja kena batuk dan pilek dan bahkan trakom jika tiap hari berada di rumah sakit. “Saya khawatir pulang ini saya sakit flu dan batuk pak. Soalnya debunya pekat sekali apalagi inikan musim kemarau,” ujarnya.
Pantauan media ini, keluar masuknya kendaraan di RSUD Komodo tidak melalui pintu masuk lantaran pengerjaam proyek yang sementara berjalan. Akibatnya kendara keluar masuk secara amburadul sehingga memicu debu yang sangat pekat. Hal ini bisa mengancam keselamtan dan kenyaman para pengunjung RS.
Penulis||Rio||Editor||Edo