LABUAN BAJO Jurnal Bali.com
Wartawan Jurnal Bali.com ingin memastikan aktivitas esek-esek dengan modus tempat pijat di Labuan Bajo yang konon telah cukup banyak membawa ‘kehancuran’ rumah tangga. Belum lagi yang namanya penyakit. Pasalnya, keberadaan tempat pijat plus esek esek di Kota Labuan Bajo sangat rentan dengan penularan penyakit HIV, AIDS, dan penyakit menular lainnya.
———————-
Salah seorang terapis Langsung mengajak masuk kamar untuk mulai pemijitan dan melancarkan rayuan untuk dilanjutkan dengan hubungan ‘terlarang’.
Jurnalis : Sebentar dululah Mba… Kita ngobrol dulu baru masuk. Kita kan belum deal harganya berapa dan bagian tubuh mana aja yang dipijat dan kalau pijat lengkap harus bayar berapa.
Terapis : Kalau pijat aja 100 ribu mas. Tapi kalau tambah dengan main (hubungan seks, red) itu 500 ribu. Nanti Mas buka semua baju. Ya telanjang gitu deh Mas.
Mendengar jawabannya Wartawan Jurnal Bali.com pun ketawa.
Terapis : Ehh kok ketawa Mas? Salah ya jawabku. Mau apa ga ni? Kalau ga mau ya pulang aja Mas. Di sini kita kerja Mas nyari duit bukan untuk dipermainkan. Mas Wartawan ya? (Tanya Andien dengan nada sedikit marah).
Jurnalis : Ehhhhh… santai ajalah Mba. Saya kan belum tahu. Jadi wajar dong kalau saya banyak tanya.
Andien pun sudah mulai mengabaikan Wartawan Jurnal Bali.com dan seolah olah tidak tertarik dengan materi obrolan.
Terapis : Ya pulang aja Mas…. Ga lucu tau.
Biar perhatiannya tetap konsentrasi pada materi obrolan sesuai keinginan, Wartawan Jurnal Bali.com pun menyodorkan uang 100 ribu.
Jurnalis : Mba, ini untuk beli makan.
Terapis : Gak jadi mijat ni? Itu kan Masnya banyak duit. Ayo kita masuk kamar ajalah Mas. (Andien membujuk sambil menarik tangan wartawan media ini).
Jurnalis : Iya iya, sebentar Mba. Santai aja, gak usah buru buru. Saya kan belum selesai minum Mba.
Situasipun kembali normal. Wartawan Jurnal Bali.com mampu mengendalikan pikiran Andien dengan modal 100 ribu.
Terapis : Mas ini kayak wartawan aja. (dengan sumringah).
Demi menjaga rahasia profesi sebagai wartawan, Jurnal Bali.com berpura pura ‘idiot’ seolah olah tidak tahu apa itu wartawan. Strategi investigasi di Bali mulai dipakai lagi di Labuan Bajo. Tujuannya biar pekerjaan tidak terganggu dan bisa mendapat hasil dari investigasi ini.
Jurnalis : Wartawan? Apa itu wartawan Mba?
Terapis : Itu loh, yang suka ngungkit-ngungkit masalah orang… Mungkin ga ada kerjaan kali ya. (ujar Andin).
Jurnalis : Oh gitu. Ngomong-ngomong Andien asli mana sih?
Terapis : Aku dari kediri Mas. Aku ada 5 tahun di Labuan Bajo. Ya semenjak cerai aku langsung ke sini. Aku ninggalin anakku di kampung. Ia namanya nyari duit Mas begitu.
Andin rupanya sudah mulai terbuka soal kehidupan pribadinya. Ini menjadi peluang bagi Jurnal Bali.com untuk mengenal lebih dalam soal aktivitas pijat dan esek esek.
Jurnalis : Sehari Mba bisa dapat berapa tamu?
Terapis : Ya kalau ramai bisa bisa 7 sampai 8 tamu Mas. Kalau sepi begini ya paling 5 tamu.
Andin juga menjelaskan bahwa selama musim pandemi ini, para terapis ini rata rata bisa dapat 5 sampai 6 tamu sehari. Andien dan kawan kawannya menetapkan tarif 500 ribu persekali kencan atau pijat plus. Setiap tamu, rata rata paling lama dilayani 15 menit kalau langsung “main”. Tapi kalau dengan pijat bisa dilayani sampai 45 menit. Karena durasi waktu pijat sesuai aturan hanya 30 menit.
Dalam seminggu, Andin dan kawan kawannya mampu meraup keuntungan 15 juta rupiah bersih. Sekali kencan, Andien dan kawan kawannya harus membayar kamar 100 ribu. Dalam sebulan Andien bisa mengantongi hasil 60 juta bersih hanya bisnis selangkangan. Itulah alasan mengapa Andien sangat betah dengan pekerjaan esek esek ini. Kepada Jurnal Bali.com Andien megaku sakit bagian alat vital kalau terlalu banyak tamu. Tapi dirinya menahan rasa sakit itu demi mempertahankan hidup. Awal januari 2021, dirinya sempat pamit dari kota Labuan Bajo untuk pulang kampung dan bertemu dengan buah hatinya yang sudah lama ia tinggal.
Saat pulang, Andie membawa uang ratusan juta rupiah dari hasil kerjanya selama di Labuan Bajo.
Terapis : Pas pulang kemarin aku bawa uang 700 juta lebih, ya hampir 800 an juta. Mau ngerayain ulang tahun anakku yang ke-7 tahun sama mau buka usaha rumah makan. Pas pulang eh sepih amat. Gara gara corona ni ga bisa bebas. Takut uang habis aku balik aja ke Labuan Bajo.
Saat tiba di Labuan Bajo, Andien langsung diserbu pelanggan lelaki hidung belang yang sudah lama tidak dibelai Andien. —- BERSAMBUNG